Kamis, 21 April 2011

SUARA RAKYAT

Pada masa tenarnya Abu Hasan bin Bisyar, raja yg memerintah digambarkan sangat zalim. Kerjanya tiap hari hanya mengumpulkan harta untuk kemudian dihambur-hamburkannya guna memborong kesenangan dunia. Ia bahkan dikabarkan tak segan-segan berbuat kemaksiatan di depan umum.
Suatu hari sang raja beristirahat di pesanggrahan ditemani puluhan wanita & belasan cawan minuman keras. Melihat kenyataan tersebut, Abu Hasan lalu mengumpulkan sejumlah sufi. Mereka kemudian menggelar unjuk rasa di depan pesanggrahan sang raja. Tapi bukan dengan melakukan orasi, apalagi menghujat. Para sufi itu cuma melakukan tadarusan, membaca ayat ayat Alquran secara bersamaan.
Raja yg lagi mabuk itu kontan merasa terganggu. Ia lalu memerintahkan ajudannya untuk menanyakan apa maunya para sufi itu.
"katakan kepada majikanmu, jangan berbuat kemungkaran apalagi secara terang-terangan. Bila tidak, kami akan membunuhnya," kata Abu Hasan.
Ajudan masuk & menyampaikannya pada raja. "bagaimana mungkin mereka dapat membunuhku, aku kan selalu dikawal pasukan tangguh & pemberani. Lagipula tentaraku banyak," jawab raja, yg kemudian disampaikan ajudan kepada Abu Hasan dan kawan-kawan.
Mendengar itu, Abu Hasan dengan tegas mengatakan, "kami akan membunuhnya dengan pedang malam! Kami akan berdoa kepada Tuhan, sambil mengangkat tangan setinggi-tingginya,"
Ajudan pun masuk kembali & menyampaikan jawaban Abu Hasan kepada baginda raja. Mendengar itu, raja sempat tak mampu bicara & keringat dingin mengucur deras dari sekujur tubuhnya.
Ia lalu keluar menemui Abu Hasan dan rekan-rekannya. "kalau itu yg akan lakukan, tak ada lagi kekuatan yg mampu menangkalnya," ujarnya, sambil meminta maaf. Sejak itu sang raja tak pernah lagi melakukan kemaksiatan.
Demikianlah, betapa dahsyatnya suara rakyat. Raja atau presiden yg teramat kuat & sangat berpengaruh sekalipun akan tumbang, luruh bagai daun kering tertiup angin kencang. Apalagi kalau cuma seorang kepala daerah, suara rakyat akan dengan mudah membuatnya terjengkang hingga menjadi orang terbuang.
Maka, muncullah slogan: Suara rakyat suara Tuhan! Karena itu, gemuruh suara rakyat bisa menghumbalangkan siapa saja & bahkan apa saja. Pekiknya bisa meruntuhkan singgasana. Sebaliknya, embusan nafasnya dapat melambungkan katak menjadi raja. Jadi, siapapun yg ditentang rakyat pasti jatuh sekarat. Sedangkan orang yg disokong rakyat pastilah naik pangkat, meski tadinya cuma rakyat biasa yg melarat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Add your comment